Friday, August 31, 2012
35
aku melukis namamu dengan bibirku
sudah ribuan detik kuhabiskan disini, menungguimu sejak fajar masih menggulung
aku tak ingat rumahku dimana, hanya ada kau yang merayap dalam korneaku
bibirku terus mengingat rasamu, guratan lembut kemerahan yang pernah mencumbuku
menyesap pagi, itu yang ku lakukan dan berlari dalam fantasiku yang berwarna
hingga semua menjadi sephia dan abu, terik yang menggoreng kulitku tak terasa
aku mati. ragaku , sukmaku. entah apa yang meraupnya
ini sudah siang, bahkan si gadis di ujung jalan sudah berhenti menjilati uangnya
suaramu yang kupuja tetap tak muncul. aku gelisah pada hari ke dua ratus ini
aku mengatupkan tangan dalam getirku, mengingat kata kata indah yang kau ajarkan
aku lupa caranya berdoa, sebagaimana kau lupakan aku dalam perjalananmu
aku lupa asinnya air mata sejak terakhir ku lihat kulitmu yang keling
sudah 35 jam aku disini, senja memelukku seperti kemarin dulu
kau tetap tak bergeming dalam liat waktu
kau menjemputnya dengan asa yang kau bawa, ya wanita yang kaucintai itu
kau tebang ke tempat yang belum kusentuh
hanya ragamu yang terbaring di balik tanah ini
di bawah nisanmu yang kupeluk dalam diamku
dan haruskah aku menjemputmu?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment