cerap cerap ayam di pagi buta itu menggelitik romaku
aku cinta gelapnya fajar. cantik, legam
aku sudah lupa riak riak terang, sejak kau empas pintu di mukaku
terlampau oleh semburat waktu yang mengejar
ingin kucongkel biji matamu yang kerap menelanjangi pikiran gilaku
atau kuikat kumismu, kucacah dengan belati ibuku
dan senyummu yang selalu menampar hatiku, ingin kurajam dalam ingatku
tapi kau sudah tinggal puing, manisku
menggerayang dalam sudut gelap hati ini, jiwaku lenyap
mustahil aku bisa kembali, bahkan rona hidupku sudah mati
mengerjap aku dalam tuaian lembayung pagi yang menyapa
mata ini sudah lelah membuka dan menatap
badan ini tak lebih dari kepompong kosong
aku sudah punah saat kau dimakan bumi, sayangku
No comments:
Post a Comment